TEMPUR 86, Kamis, 15 Mei 2025. MAYBRAT - Seorang Komandan Batalyon (Danyon) Ayosami dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap IV/Sorong Raya, Yeremias Foumair, menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keputusan ini diambil setelah bertahun-tahun hidup dalam pelarian bersama kelompok separatis bersenjata, di Maybrat, Kampung Fuog, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Pada Kamis, (15/05/2025).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Letkol Inf Yakhya Wisnu Arianto S.Sos., M.Han (Dansatgas 501/BY) dan disaksikan langsung oleh Kadis Pendapatan Daerah Maybrat, Mellianus Saa, S.H., Cosmas Foumair (saudara kandung) para Tokoh Masyarakat dan Kepala Kampung setempat.
Dalam keterangannya kepada aparat, Danyon Ayosami mengaku bahwa kerinduan untuk kembali kepada keluarganya, terutama istri dan anak-anaknya, menjadi alasan utama ia meninggalkan perjuangan bersenjata dan memilih kembali ke pangkuan NKRI.
"Saya rindu bertemu istri dan anak-anak saya yang sudah hidup aman damai di kampung. Saya bosan hidup di hutan penuh ketakutan dan penderitaan. Sekarang saya sadar, jalan kekerasan tidak membawa perubahan," ujarnya dalam pernyataannya kepada aparat keamanan.
Dansatgas 501/BY, di awal sambutannya menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan karena hari ini dapat melakukan acara ikrar setia NKRI kepada saudara Yeremias Foumair.
“Beberapa hari lalu kita juga sudah melakukan setia NKRI kepada istri yang bersangkutan, kehadiran kami satgas TNI untuk membantu masyarakat dimana mari kita memberikan dukungan kepada Pemerintah Daerah dalam meningkatkan pembangunan di kampung ini, oleh karena itu mari kita jaga silaturahmi ini dengan baik”.
“Saatnya kita melakukan perubahan, dan selamat datang kepada Yeremias Foumair dan tentunya yang bersangkutan ingin hidup tenang dan damai, bisa beraktivitas dan tinggal bersama keluarga tercinta, sekali lagi terimakasih atas kesungguhan hatinya karena ingin kembali ke pangkuan NKRI,” ucapnya.
Mellianus Saa, S.H dalam kesempatan tersebut menuturkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya, agama apapun mengajarkan untuk kebaikan. Hadirnya Pemerintah disini untuk masyarakat yang dikendalikan oleh aturan dan perundang-undangan.
“Kami memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya untuk Satgas Yonif 501/BY yang telah memanusiakan manusia, Masyarakat yang tinggal dihutan atau dusun dapat kembali ke pangkuan NKRI. Satgas 501/BY ini lain dari yang lain, dimana mereka bisa melakukan pendekatan kepada saudara kita yang dihutan bisa kembali ke kampung/pangkuan NKRI, hal ini juga karena adanya kebersamaan kita dalam komunikasi yang baik,” pungkasnya.
Ia mengajak, untuk selalu menjaga kamtibmas secara bersama-sama. Kepada saudara Yeremias Foumair ia meminta agar hidup dengan baik, tidak lagi melakukan hal-hal yang merugikan diri ndiri dan rasa syukur itu harus di teladani sehingga ada kehidupan yang baik.
“Semua yang pemerintah dan TNI lakukan untuk kedamaian tanah Maybrat, kepada Bapak Yeremias Foumair berikan tanggungjawab kepada istri dan anak-anak dan kepada para Tokoh yang ada mari kita terus himbau agar saudara-saudara kita yang masih ada didalam hutan, mari kita ajak kembali turun, hidup di hutan itu tidak ada enaknya, yang ada hanyalah penderitaan”.
“Mari kita satukan hati untuk terus berkolaborasi bersama Satgas yang ada. Setiap saudara-saudara yang sudah setia NKRI melalui Pemda, TNI Polri dan tokoh-tokoh bahwa saudara sekalian juga memiliki dokumen yang menyatakan dengan sah telah kembali kepangkuan NKRI, tidak boleh lagi ada pikiran atau niat untuk kembali kehutan, dan apa bila ada informasi-informasi dari dalam hutan segera laporkan kepada pos agar bisa di bantu dan sebagainya,” katanya mengakhiri sambutannya.
Proses penyerahan diri dilakukan secara sukarela dan difasilitasi oleh aparat TNI-Polri dan Pemerintah Daerah setempat. Dalam ikrarnya, Danyon Ayosami menyatakan kesiapan untuk hidup damai dan berkontribusi dalam membangun bersama masyarakat lainnya dan lewat ikrar ini juga Pemerintah menyatakan bahwa pintu terbuka bagi siapa pun yang ingin kembali ke NKRI dan meninggalkan aktivitas separatis.
Sementara itu dlm kesempatan yang berbeda, Pangkoops TNI Habema Mayjen TNI Lucky Avianto mengapresiasi atas Langkah dan tindakan yang dilakukan oleh Letkol Inf Yakhya Wisnu Arianto S.Sos., M.Han (Dansatgas 501/BY). Serta mengarahkan letkol Yahya untuk terus mengajak saudara-saudara kita yang lain untuk kembali ke pangkuan NKRI demi kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.
"TNI mengedepankan pendekatan teritorial yang humanis dalam menjalankan tugasnya sebagaimana diatur dalam Inpres RI No. 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua, dimana tugas dan kehadiran personel TNI di Papua tidak semata bersifat militeristik, tetapi juga sosial dan kemasyarakatan. Hal ini diwujudkan melalui:
- tugas memberikan dukungan pengamanan di wilayah Papua;
- mendukung Pemda dalam penyediaan pelayanan dasar, pelayanan pendidikan dan kesehatan; dan
- membangun Komunikasi Sosial yang inklusif dengan seluruh pihak di Papua.
Negara melalui TNI hadir di Papua bukan untuk menciptakan konflik, tetapi untuk menjamin hak dasar seluruh warga negara Indonesia, termasuk masyarakat asli Papua, dalam memperoleh rasa aman, pembangunan yang adil, dan perlindungan dari kekerasan. Setiap langkah yang diambil oleh TNI merupakan wujud nyata dari kehadiran negara dan tunduk pada prinsip Legalitas (sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku), Akuntabilitas (melalui pengawasan internal dan eksternal TNI), dan Profesionalitas (sebagaimana diatur dalam seluruh Undang-Undang dan Ketentuan Perundang-undangan yang mengatur tentang TNI)" Ujar Pangkoops TNI Habema Mayjen TNI Lucky Avianto
Langkah Danyon Ayosami ini menambah daftar mantan OPM yang memilih kembali setia kepada NKRI, seiring meningkatnya pendekatan persuasif dan kesejahteraan oleh Pemerintah di wilayah Papua. ****